Kamis, 13 Juni 2019

Leadership Startup Company



LEADERSHIP STYLE : From Start-up to Unicorn

(Apakah seorang start-up leader bisa terus sukses pada saat bisnisnya menjadi besar?)






Saat ini banyak start-up business yang sedang lahir dan tumbuh. Dan kadang-kadang ini menjadi ancaman tersendiri bagi business atau perusahaan yang sudah dewasa). Berarti perusahaan itu sedang   berada di phase yang berbeda beda. Ada perusahaan kecil yang masih start-up dan baru memulai, dan ada perusahaan  besar yang sudah "matured". Dan seringkali perusahaan yang start-up lama kelamaan bisnisnya akan sukses menjadi perusahaan yang besar. Pertanyaannya adalah ada styles yang berbeda untuk phase business yang berbeda? Apakah seorang leader start-up company bisa juga sukses menjadi seorang leader perusahaan yang matured? Bayangkan, apakah seorang leader dari start-up company (yang mungkin anak buahnya hanya 12) bisa menjadi leader sebuah perusahaan yang  besar (dengan 2000 karyawan dan revenue 12 juta dollar?).
Is it possible? Kalau mungkin, apakah dia harus menyesuaikan diri dan bagaimana? Pertanyaan menarik. 

Mari kita bahas  berbagai phase business dan leadership style yang dibutuhkan ....

Phase 1 (Start-Up)
Sebuah business akan dimulai dengan phase awal, start up. Pada phase ini peusahaan sedang sibuk mendesign sebuah product dan memperkenalkan kepada masyarakat. Berarti kita perlu seorang leader yang mampu mendengarkan customer, memprediksi apa yang diinginkan customer, mendevelop product, berexperimen, mencoba-coba, mengambil resiko, mengajak anakbuahnya untuk berexperimen, mengajak anakbuahnya untuk mengambil resiko dan mengijinkan anakbuahnya untuk melakukan kesalahan. (Kalau anak buah gak boleh salah, nanti mereka gak bereksperimen dan productnya gak akan pernah jadi).
Nah, itu tadi adalah leadership stye yang dibutuhkan di phase itu.

Phase 2, Growth
Pada phase ini, productnya sudah jadi dan mulai diterima oleh customer. Berarti fokus perusahaan sudah  berganti dari develop product menjadi sell product (jualan). Berarti style leadernya harus sales oriented, execution disipline dan sangat berfokus pada hasil). We need a strong executor. Penjualan menjadi fokus utama bagi perusahaan. Di sinilah kita harus mulai mengerti bahwa leader (atau leadership style) yang diperlukan berbeda beda untuk setiap phase bisnis yang berbeda.

Phase 3: Matured

Pada saat businessnyap sudah tumbuh dan menjadi "dewasa", berarti productnya sudah jadi, customernya banyak, dan angka penjualan sudah tinggi. Apakah yang menjadi focus berikutnya? Keuntungan ! Profit!
Berarti leader di sini harus mampu mendatangkan keuntungan bagi perusahaan. Caranya bagaimana? Dengan mengontrol secara serius semua pemasukan dan pengeluaran. Dengan sangat logis, menganalisa data, dimana saja sumber pemasukan, di mana saja sumber pengeluaran, dan bagaimana mengoptimasikan profit.
Dengan memotong cost yang tidak perlu dan membuat perusahaan lebih efficient. Di sinilah biasanya terjadi masalah, karena pemilik modal mulai tidak sabar dan menagih kepada start-up company dan menanyakan,"Mana profitnya?" Dan ternyata beberapa leader start up company tidak mampu menjawab itu (tidak mampu mendatangkan profit). Seringkali ini terjadi karena leadernya adalah orang yang jago menciptakan product dan bukan orang yang jago mendatangkan keuntungan (remember. they are 2 different things!).

Hal ini seringkali terjadi apabila leadernya tidak mampu mengubah stylenya dari satu style ke style lain. Dan ini yang mungkin terjadi:
- perusahaan melangkah dari phase start-up ke growth, tapi leadernya masih aja focus ke design. 
When you are in start-up, your customers accept your product already, forget about the design, focus on the sales. Kalau leadernya gagal move on yang akan terjadi adalah productnya makin lama makin bagus, tapi jualannya gak naik naik. Nah pada phase Start-Up kita memerlukan seorang Innovator, tapi pada phase Growth kita membutuhkan seorang salesman.  Seorang leader yang baik harus mampu menyesuaikan diri dari satu leadership style ke style berikutnya. Itulah makanya ada banyak perusahaan yang memutuskan untuk mengganti leadernya dari satu phase ke phase  berikutnya. Kadang yang nggak ngerti akan nanya, "Leader bagus kok diganti mengapa?" Mungkin leadernya bagus tapi dia adalah seorang innovator sejati (yang jago bikin product dan gak jago jualan!).

Atau sebuah perusahaan sudah move dari phase growth ke matured. Berarti jualannya sudah tinggi, nah sekarang berarti fokus berikutnya adalah mencari keuntungan yang tinggi.  Ingat biasanya pemilik modal  berinvestasi pada banyak project, dan hanya sebagian kecil yang  berhasil, ide inovative lain banyak yang gagal di pasar (itu sudah menjadi aturan tak tertulis kalao berinvestasi di star up). Maka harapan mereka pada product yang  berhasil juga tinggi, artinya product ini diharapkan menghasilkan keuntungan setinggi tingginya. Nah kadang kadang ada juga tuh leader yang jago jualan, tapi gak bisa mendapatkan untung yang banyak? Mengapa? Karena keuntungan sama dengan pendapatan dikurangi pengeluaran. Ada yang jago jualan banyak, tapi cost nya juga tinggi banget (operasional cost, marketing, iklan, gaji karyawan ... dll) sehingga keuntungannya kecil. Di sini fokusnya harus pada memaksimalkan pendapatan dan meminimalkan pengeluaran. Makanya kita perlu seorang "controller" yang  baik. Dan tugas seorang controller selain mendatangkan keuntungan yang maksimal adalah juga menjaga long-term success of the  business. Bagaimana bisnisnya bisa berjalan selama mungkin.

Sayangnya, sehebat apapun productnya , biasanya lama kelamaan angka penjualan akan menurun karena trend yang berganti. Lihat contoh contoh di bawah ini:
- maskapai penerbangan turun pendapatannya karena ada budget airlines
- perusahaan minyak turun pendapatannya karena trend lingkungan hidup yang berkembang di Eropa dan Amerika
- taxi yang turun pendapatannya karena adanya taxi online
... dll
Jadi mau gak mau kita akan memasuki phase  berikutnya , phase Decline ....

Phase 4: DECLINE (menurun)
Suasana di sini sangat challenging. Terutama karena motivasi para karyawan sedang turun (seiring dengan turunnya business performance). Para karyawan resah, harga diri mereka tertampar dan pride mereka  berada pada posisi rendah. Mengapa? Karena  mereka  merasa dulunya jagoan dan ternyata sekarang mereka turun. Harus ditangani dengan hati hati dan serius. Kalau enggak bisa bahaya dan mengikuti nasib Kodak atau Nokia Phones. Terus gimana dong? Leadership Style apa yang dibutuhkan? ENERGIZER! Seseorang yang mampu mengembalikan energy, spirit , confidence dan teamwork seluruh karyawan. Seorang leader yang mampu....
- mengingatkan bahwa ini dulunya adalah perusahaan yang hebat dan akan kembali hebat lagi
- mengajak seluruh karyawan untuk men-challene status quo
- mengajak seluruh karyawan untuk mencari ide ide  baru
- mendorong (dan menghargai) seluruh karyawan untuk  bereksperiman (dan mencoba coba)
- mengijinkan karyawan untuk melakukan kesalahan (pada saat mereka  berexperimen), ingat kalau mereka takut salah mereka tidak akan mencoba (tentu saja saya ngomong tentang kesalahan yang dihasilkan dari niat yang baik, kalau niatnya jelek seperti korupsi ya nggak boleh ditolerir)
- seorang leader yang mampu memotivasi karyawan-karyawannya meskipun di masa masa sulit sekalipun

Di sinilah pentingnya peran seorang "energizer" dalam menaikkan motivasi karyawan, mendorong inovasi di perusahaan, dan meningkatkan performance bisnis perusahaan.

Sekarang sudah jelas kan, bahwa perusahaan membutuhkan leader yang  berbeda style nya di phase business yang berbeda beda (start up, growth, mature dan decline). Dan jawaban dari pertanyaan di atas, apakah seorang leader dari sebuah start up business mampu terus sukses pada saat perusahaannya sudah mature?
Jawabannya iya, dia akan mampu, asalkan dia menyadari bahwa dia harus mengubah leadership stylenya.

Jadi sebagai ringkasan, inilah phase business yang berbeda dan leadership style yang diperlukan ....

During start-up, you need an "entreprenneur" (seorang explorer, suka berexperiment, mengambil resiko, mengijinkan kesalahan, dan men-support anakbuahnya)
During growth pase, you need an "executor" (sangat  berorientasi pada hasil, execution disiplinnya tinggi, serius dan productive)
During maturity phase, you need a "controller" (yang berorientasi pada  keuntungan, sangat fokus pada analisa data, sangat logis dan sangat teliti)
Before your business decline, you need create a new team lead by an "energizer" (sangat terbuka, informal, adaptive dan motivating)
Then your business should run in parallel, where you will have revenue from "matured" business (which you cannot avoid that one day , it will decline), and from your "new" business (which hopefully the revenue will increase aggressively and compensating or even bypassing your decline of revenue from your matured business)

Pertanyaan bagi perusahaan adalah, di mana phase business anda, apakah anda mempunyai leader yang style nya cocok, atau bisakah dia beradaptasi dengan berbagai phase business.



Pertanyaan bagi kita sebagai individu adalah apakah leadership style kita yang paling dominan (entreprenneur, executor, controller atau energizer)? Dan apakah kita bisa  beradaptasi dari satu style ke style yang lain sebagaimana dibutuhkan oleh perusahaan?https://youtu.be/OQ1eZytw9IE 

Senin, 29 Juni 2015

Dialog Culture Activation From SNO to EVP



Apa arti dari Culture Activation ?
Culture Activation  merupakan program yang terkait dengan Human Capital Management (HCM). HCM secara umum memiliki 3 fokus utama, yaitu : 1. People Development, 2. Culture Development dan 3. Organization Development. Program People Development seperti (1) Work Life Integration/Balance (2) Talent Management (3) People Development (4) Learning Solution.  Program Culture Development, seperti : (1) Culture Activation, (2) Employee Volunteer Program (EVP), (3) Creative & Inovative Communication. Program Organization Development, seperti : (1) Early Retirement, (2) Dual Career Management,  (3) Support Business Portfolious
Culture Activation : From SNO to EVP ini masuk kategori Culture Development

Apa  arti SNO itu ?
SNO itu adalah singkatan Societal Need Orientation, yaitu suatu aktivitas bakti sosial/Action Learning Project (ALP)  selama 1 bulan  dari program Suspim 3 Reborn PT. Telkom. SNO dilaksanakan  setelah 1 minggu menerima materi kepemimpinan seperti (1) Driving Inovation, (2) Achievment Orientation, (3) Business Acumen, (4) Building Partnership, (5) People Development, (6) Wawasan Kebangsaan, (7) Business Leader, dan (8) Regulatory Compliance. Tujuannya adalah bagaimana meningkatkan sensitifitas sosial para pemimpin.

Suspim 3 Reborn ini mengadopsi konsep Suspim Internasional, bagaimana membangun pemahaman bisnis global melalui Global Mindset Inventory (GMI) ? GMI merupakan proses teruji dengan penelitian panjang oleh Mansour Javidan, Phd dari Thunderbird. School of Global Management. Melalui global mindset terbentuk global leader yang memiliki kemampuan cross culture yang baik untuk membangun Intangible asset seperti Intelectual Capital (IC), Physicological Capital (PC) dan Social Capital (SC). GMI mengedepankan pengetahuan sebagai sumber daya utama (Knowledge Based). Harapannya,  perusahaan digital (Digital Company) di era digital ditandai dengan perbandingan  Intangible Asset (IC, PC, SC) jauh lebih besar dari Tangible Asset seperti tanah, gedung dan mesin/alat produksi.
Untuk mewujudkan Intangible Asset (IC, PC, SC) tersebut, GMI menekankan 4 phase proses yang harus dilalui tahap demi tahap yaitu  (1)Learn, (2) Connect, (3) Experience dan (4) Coach.

SNO itu terletak di phase apa Pak ?
SNO ada di phase Learn. Bagaimana memahami masalah dan akar masalah yang ada di masyarakat ? Bagaimana menggali keinginan dan kebutuhan solusi agar keluar dari masalah tersebut ? Masyarakat atau warga komunitas diajak terlibat dan komit untuk bersama relawan menyelesaikan permasalahan tersebut. Setelah phase Learn dilanjut dengan phase Connect. Bagaimana menyatu dengan warga komunitas baik secara fisik maupun secara non fisik atau online. Disaat Connect inilah dibangun internal kohesi sesama warga komunitas sehingga terbangun ketertarikan dan keterikatan (Engagement) dari program aktivitas yang disepakati bersama dalam upaya mendapatkan pengalaman bersama (Experience). Untuk mengaktivkan inilah diperlukan relawan (volunteer) yang berperan sebagai Coach. Employee Volunteer Program (EVP) adalah suatu inisiatif mulia untuk mengembangkan warga komunitas (Community Development).

Apa yang melatarbelakangi Pak Jaspar membangun Rumah Pemberdayaan Masyarakat di Cipulus Cilengkrang, Kabupaten Bandung Jawa Barat ?
Ya, Bandung itu menarik, Jawa Barat itu menarik untuk diteliti secara sosial masyarakat. Survey kualitatif dengan data sekunder di Kabupaten Bandung Barat menunjukkan bahwa 30% siswa tamatan SMP tidak melanjutkan sekolah atau putus sekolah. Data sekunder lainnya menunjukkan bahwa angka rata rata masa sekolah di Jawa Barat adalah sebesar 7,8 tahun. Hasil observasi dan wawancara di desa Cilengkrang di kaki gunung Manglayang, Kabupaten Bandung Jawa Barat menunjukkan bahwa sumber utama ekonomi rakyat desa Cilengkrang bersumber dari sumber daya alam (Resource Based). Tantangannya adalah bagaimana menggeser ekonomi rakyat dari Resource Based ke Knowledge Based. Peluangnya ada karena lokasinya menarik, dekat ke kota dan banyak universitas kelas dunia yang memiliki reputasi internasional sebagai sumber pendidikan, pengetahuan dan penelitiaan penyokong utama kemajuan masayarakat Indonesia. Disinilah peran relawan untuk memberdayakan masyarakat melalui  rumah pemberdayaan masyarakat sebagai laboratorium sosial untuk menggeser Resource Based ke Knowledge Based.

Apa yang menjadi Enabler sukses Culture Activation : From SNO to EVP ini ?
Enabler itu selalu dilihat dari pemahaman People, Proses dan Teknologi. Jika diteliti lebih jauh enabler ini harus menjawab 5W1H yang secara umum dikenal sebagai Why, What, When, Where, Who dan How. Diatas semua ini, harus tersedia 5W1H yaitu : 1. Wadah. Wadah inilah sebagai Rumah Pemberdayaan Masyarakat. 2 Warga, bagaimana agar warga mau terlibat dalam wadah ini ? 3. Wawasan. Wawasan apa yang harus diisi warga ? Wawasan akan menentukan arah dan visi masa depan 4. WiFi. Agar warga bisa masuk dalam masyarakat global, warga membutuhkan WiFi. Indihome adalah solusinya. 5. Waktu. Mesti ada komitmen baik dari sisi relawan maupun dari sisi warga untuk sama sama bertumbuh dan bergerak maju. Yang terakhir adalah Harapan. Aktivitas ini harus membawa harapan bagi warga komunitas untuk hidup yang lebih baik dimasa depan. Adanya Wadah, Warga, Wawasan, WiFi, Waktu dan Harapan menjadi faktor sukses sebagai Enabler  SNO to EVP ini.

Mengapa hal ini penting bagi pak Jaspar ?
Ya, ini penting dalam konteks transformasi saat ini tidak lagi cukup hanya mengeksekusi transformasi bisnis. Perusahaan dituntut memiliki kemampuan mengeksekusi transformasi bisnis sekaligus  dengan trasnformasi budaya secara simultan. Eksekusi kedua transformasi ini harus  berdampak langsung pada kinerja perusahaan. Sukses kedua transformasi ini sangat ditentukan oleh seluruh pemangku kepentingan dengan mendorong keterlibatan pelanggan, partner, supplier dan masyarakat global. Keterlibatan ini  mencakup ekosistem bisnis secara keseluruhan, mulai dari perencanaan produk/layanan sampai evaluasinya.

Bagaimana Pak Jaspar merumuskan strategi Community Development ini ?
Tidak kebetulan melalui SNO ini ada kesempatan mempelajari (Learn) kehidupan masyarakat desa yang tinggal di kaki gunung Manglayang. Disini dirumuskan strategi K@mus. K@mus adalah singkatan dari Knowledge @t Manglayang Universal School. Misinya : Menjadi pelopor pembaharuan, perdamaian, dan pemberdayaan anak putus sekolah, keluarga dan masyarakat global melalui sekolah online. Nilai nilai K@amus adalah : Knowledge, Attitude, Move on, Unity, Skill yang juga disingkat menjadi K@mus.

Bagaimana strategi formulasinya ?
Ada satu formula yang harus diuji secara jangka panjang (penelitian longitudinal), yaitu : Continuous Improvement (CI) = Learning Experience (LE) x Working Enviroment (WE). CI = LE x WE. Dimulai dengan eksplorasi/asses situasi saat ini (As Is), bagaimana posisi Learning Experience (LE) dan  Working Enviroment (WE) warga komunitas. Selanjutnya dirancang (To Be) seperti apa gambaran masa depan yang diharapkan  ? Bagaimana LE dan WE untuk 1, 3. 5. 10 bahkan 25 tahun kedepan ? K@mus sebagai wadah pemberdayaan masyarakat fungsi dari Knowledge, Attitude, Move on, Unity dan Skill disingkat K@mus. Tujuan dari pemberdayaan ini adalah peningkatan ekonomi rakyat.

Bagaimana prosesnya ?
Prosesnya adalah ketika anak putus sekolah maka akan dibina secara terbuka melalui Community Development. K@mus berperan sebagai Community Development melalui modernisasi kejar paket A, B, C dengan fasilitas WiFi, dimana Indihome sebagai solusinya. Knowlwdge @t Manglayang Universal School berperan sebagai mediatornya.

Sambil belajar, sambil bekerja. Bagaimana kepemimpinan dapat dikembangkan disini ?
Belajar dan Bekerja dengan Aman dan Nyaman adalah Budaya K@mus. Inilah dasar kepemimpinan yang dikembangkan di K@mus. K@mus Leadership Style berupaya menyeimbangkan prinsip Monitoring, Comamanding, Controlling (MCC) dengan prinsip Delegating, Empowering dan Supporting (DES) untuk memaksimalkan kepemimpinan secara holistik. MCC ini sangat erat hubungannya dengan transformasi bisnis sementara DES sangat erat hubungannya dengan transformasi budaya. Ketika kedua transformasi ini di eksekusi secara simultan maka harus dijaga keseimbangan antara prisip MCC dengan DES.

Continuous Improvement itu ibarat peribahasa “Cikaracak ninggang batu laun-laun jadi legok" yang artinya kurang lebih tetesan air yang terus menerus jatuh ke batu maka lama kelamaan akan membuat lubang dalam batu itu.

Itu bukanlah hanya sebuah peribahasa tapi dalam kenyataan nya memang demikian mungkin kita sering melihat batu yang berlubang akibat sebuah air yang menetes terus menerus. padahal kalau kita pikir secara logika air yang sifatnya cair tidak akan mampu melawan batu yang begitu keras. tapi kalau tindakan itu dilakukan sekali saja tentu tidak akan ada pengaruh apa-apa, tapi kalau terus menerus (Continuous Improvement) pasti akan berakibat batu itu berlubang.

Apa maknanya ? Maknanya adalah Resiliensi, yaitu bagaimana meningkatkan  kemampuan untuk beradaptasi dan tetap teguh dalam situasi sulit ? Untuk ini perlu kesabaran, ketekunan, tekad, daya juang, pantang menyerah. Hikmatnya adalah jangan pernah menyerah apabila menemukan kegagalan, jangan menghakimi diri sendiri dengan kalimat tidak bisa sebelum kita mencoba, mencoba dan mencoba, karena sebuah keberhasilan akan terasa nikmat sekali setelah kita merasakan sebuah kegagalan. Putus sekolah bukan berarti putus harapan. Kehidupan ini jauh lebih berarti dari konsep dan teori yang ada didunia ini.

Cipulus Cilengkrang, 1 Juni 2015
Jaspar Hasudungan Manurung
















Jumat, 24 April 2015

Smart

Salam Energize, 
Orang yang smart memahami tujuan yang ingin dicapai, oleh sebab itu dia tahu mana yang jadi prioritas dan dia selalu mencari cara baru yang lebih baik untuk mencapai tujuan (Alex  J. Sinaga, CEO Telkom Group)






Smart itu ibarat elang menerkam mangsa  tepat sasaran dan tepat waktu. Smart berarti memahami tujuan, tahu prioritas dan selalu mencari cara baru, maka perlu ditumbuhkan creativity pada mind-set karyawan dengan cara memberikan stimulus-stimulus yang beraneka ragam (termasuk warna-warni dan berbagai bentuk dekorasi) agar tercipta suasana yang tidak hanya menyenangkan, tetapi juga secara tidak langsung menumbuhkan sense creativity. Nuansa yang bersifat Youth merupakan perwujudan dari semangat karyawan dalam mencitrakan dan menghayati pencanangan perusahaan  sebagai Digital Company  di era digital yang dicirikan dengan kreatifitas, smart, muda dan dinamis.

Why :  Mengapa Smart  itu Penting ? Dinamika bisnis saat ini menuntut kecerdasan mengelola sensasi pelanggan, melalui sensasi pelanggan banyak ide kreatif yang bisa dikembangkan untuk memuaskan dan mempertahankan pelanggan potensial agar pertumbuhan berkelanjutan dapat dijaminkan. Untuk memenuhi tuntutan keinginan dan kebutuhan pelanggan, produsen tidak cukup memberi layanan hanya untuk memenuhi fungsi saja (Fungtional Benefit) juga harus memikirkan untuk memenuhi emosi pelanggan (Emotional Benefit) bahkan sampai kebutuhan sensasi pelanggan melalui pemenuhan  emosi terdalam pelanggan (Hedonic Benefit). Inilah alasan mengapa Smart itu penting.


How :  Bagaimana mengaktivkannya  ?
1. Need & Want. Dalam arti bagaimana memahami dan mengidentifikasi dinamika perilaku pelanggan dalam memenuhi keinginan dan kebutuhannya.
2. Customer Value Creation. Dalam arti bagaimana menciptakan produk dan layanan yang relevan dipasar untuk memenuhi keinginan dan kebutuhan pelanggan secara tepat sasaran dan tepat waktu.
3. Continuious Improvment. Dalam arti bagaimana memberi solusi cerdas melalui kreativitas dan inovasi yang menghasilkan terobosan atau breakthrough yang di impresikan dalam aksi nyata.

5 Tantangan Membangun Pilar Smart
1. Membangun iklim kerja yang inovatif dan kreatif.
2. Membangun kultur kolaborasi dengan semangat berbagi.
3. Menyebarluaskan semangat unggul untuk menjadi bintang di persaingan.
4. Disiplin memengang prinsip kebenaran.
5. Belajar dari Seni Perang Sun Tzu untuk memenangkan persaingan. 

1. Membangun iklim kerja yang inovatif dan kreatif.  Menurut para ahli, seseorang yang kreatif selalu melihat segala sesuatu dengan cara berbeda dan baru, dan biasanya tidak dilihat oleh orang lain. Orang yang kreatif, pada umumnya mengetahui permasalahan dengan sangat baik dan disiplin, biasanya dapat melakukan sesuatu yang menyimpang dari cara-cara tradisional. Proses kreativitas melibatkan adanya ide-ide baru, berguna, dan tidak terduga tetapi dapat diimplementasikan. Secara umum tahapan kreativitas dapat dibagi dalam 4 tahap: Exploring, Inventing, Choosing dan Implementing.
i) Exploring. Pada tahap ini identifikasi hal-hal apa saja yang ingin dilakukan dalam kondisi yang ada saat ini. Sekali mereka mendapatkan jawaban dari pertanyaan tersebut maka proses kreativitas sudah dimulai.Hal penting yang harus diperhatikan pada saat ini adalah menciptakan iklim yang menunjang proses berpikir kreatif ii) Inventing. Pada tahap ini, sangat penting bagi perusahaan untuk melihat atau mereview berbagai alat, teknik dan metode yang telah dimiliki yang mungkin dapat membantu dalam menghilangkan cara berpikir yang traditional. 
iii) Choosing. Pada tahap ini perusahaan mengidentifikasi dan memilih ide-ide yang paling mungkin untuk dilaksanakan. 
iv) Implementing. Tahap akhir untuk dapat disebut kreatif adalah bagaimana membuat suatu ide dapat diimplementasikan. Seseorang bisa saja memiliki ide cemerlang, tetapi jika ide tersebut tidak dapat diimplementasikan, maka hal itu menjadi sia-sia saja. Sama saja dengan syair lagu "layu sebelum berkembang". 

2. Membangun kultur kolaborasi dengan semangat berbagi. Di era Internet seperti sekarang ini, era yang menyuguhkan konektivitas, perusahaan sebaiknya menggarap inovasi itu secara kolaboratif. Dengan memanfaatkan konektivitas tersebut – konektivitas antarpemain, antaranggota tim, antarsumber daya – perusahaan secara bersama-sama melahirkan inovasi. Dalam konteks ini, perlu dibangun apa yang namanya Innovation Hub. Innovation Hub tersebut benar-benar fokus dan mumpuni, perusahaan harus mengumpulkan sumber-sumber daya terbaik – khususnya SDM—dalam lingkaran utama inovasi tersebut. Perusahaan harus bisa menciptakan konektor bagi orang-orang terbaiknya, baik yang terpencar di berbagai belahan dunia atau yang masuk dalam hierarki perusahaan. Keberadaan konektor ini dimaksudkan sebagai media kolaborasi untuk berbagi ide inovasi. Ada banyak cara untuk membangun konektivitas antar agen inovasi tersebut. Salah satunya, jejaring sosial internal perusahaan. Jejaring sosial internal itu bisa dibangun secara lebih terstruktur, lebih khusus, dan selalu digerakkan oleh tujuan yang sudah ditetapkan, terutama ketika mau membahas soal merek, ide-ide inovasi, maupun pasar. Microsoft, misalnya, berhasil membangun komunitas khusus bernama Digital Leads. Komunitas ini berisi para pakar digital maupun media sosial yang berkumpul bersama baik secara fisik maupun virtual untuk menentukan pemasaran media sosial bagi perusahaan. Lain lagi dengan Kraft. Kraft mengelola jejaring kolaboratif  lintas kategori yang dinamakan Global Category Teams (GCT). GCT ini menjadi media bagi Kraft dalam pengembangan bisnis biskuit, permen, dan sebagainya. 

3. Menyebarluaskan semangat unggul untuk menjadi bintang di persaingan. Perkembangan era globalisasi saat ini ditandai dengan berbagai kemajuan pada seluruh aspek kehidupan umat manusia. Tidak dapat dipungkiri bahwa arus globalisasi terus berjalan tanpa henti. Kata kunci globalisasi adalah kompetisi. Dalam kompetisi, yang keluar sebagai pemenang adalah individu, generasi, masyarakat, dan bangsa yang terbaik dari sisi pengetahuan, teknologi, jaringan (networking), kualitas produk, pelayanan, integritas, kompetensi, kapabilitas, dan akuntabilitas.

4. Disiplin memengang prinsip kebenaran.  Disiplin merupakan perasaan taat dan patuh terhadap pekerjaan yang menjadi tanggung jawab. Disiplin ini berhubungan erat dengan wewenang. Apabila wewenang tidak berjalan dengan semestinya, maka disiplin akan hilang. Oleh karena ini, pemegang wewenang harus dapat menanamkan disiplin terhadap dirinya sendiri sehingga mempunyai tanggung jawab terhadap pekerjaan sesuai dengan wewenang yang ada padanya. Disiplin   sangat   penting  artinya  bagi  kehidupan manusia, karena itu, ia harus ditanamkan secara terus-menerus agar disiplin menjadi kebiasaan. Orang-orang yang berhasil dalam bidang pekerjaan, umumnya mempunyai kedisiplinan yang tinggi, sebaliknya orang yang gagal pada umumnya tidak disiplin. Makna disiplin secara istilah berasal dari istilah bahasa inggris yaitu: “dicipline berarti: 1) Tertib, taat atau mengendalikan tingkah laku, penguasaan diri, kendali diri ; 2). Latihan membentuk, meluruskan atau menyempurnakan sesuatu, sebagai kemampuan mental atau karakter moral: 3). Hukuman yang diberikan untuk melatih memperbaiki: 4).  Kumpulan atau  sistem  peraturan-peraturan bagi tingkah laku.
Menurut IG Wursanto dalam buku Dasar-Dasar Manajemen Personalia merumuskan “Disiplin merupakan suatu bentuk ketaatan dan pengendalian diri yang rasional, sadar penuh, tidak memaksakan perasaan sehingga tidak emosional” 23 Demikian  juga  pendapat searah dilontarkan oleh  A. Tabrani Rusyan,  dkk. yang  menyatakan  bahwa  disiplin  adalah: ” suatu perbuatan yang mentaati, mematuhi tertib akan aturan, norma dan kaidah-kaidah yang berlaku baik dimasyarakat maupun ditempat kerja”. Sun Tzudalam bukunya Art Of War, menyatakan bahwa segala macam kebijakan tidak akan mempunyai arti jika tidak didukung oleh disiplin dan pelaksanaannya. Theo Haiman, mengatakan bahwa disiplin adalah suatu kondisi yang tertib.. Soegeng Prijodarminta, mengatakan disiplin adalah suatu kondisi yang tercipta dan terbentuk melalui proses dari serangkaian perilaku yang menunjukkan nilai-nilai ketaatan, kepatuhan, kesetiaan dan ketertiban. Disiplin dalah kunci sukses, sebab dalam disiplin akan tumbuh sifat yang teguh dalam memegang prinsip, tekun dalam usaha, pantang mundur dalam kebenaran

5. Belajar dari Seni Perang Sun Tzu untuk memenangkan persaingan. Persaingan di dunia usaha bagaikan peperangan, karena itulah kitab panduan perang paling terkenal "Seni Perang Sun Tzu" telah lama diterapkan oleh banyak entrepeneur dalam dunia bisnis. Meskipun memuat 36 ayat dalam kitabnya, pada dasarnya strategi perang Sun Tzu memuat 3 pokok utama yaitu: mengenali diri sendiri, mengenali musuh, dan mengenali medan tempur. Tiga ajaran itu pula yang bisa diterapkan dalam menghadapi kerasnya persaingan usaha sebagai entrepeneur di masa kini..
Pertama, mengenali diri sendiri. Dari berbagai figur bisnis di sekitar kita, saat ini sebetulnya kita bisa lebih mudah belajar memahami diri, untuk kemudian fokus memperkuat kemampuan yang bisa dikembangkan secara maksimal dan menggunakannya secara tepat dalam bisnis. Kerja keras, kegigihan belajar, karakter "Bisa", komunikasi interpersonal, keterbukaan pemikiran, adalah beberapa karakter kunci seorang Entrepreneur untuk bertahan dan mengembangkan usaha dalam persaingan bisnis yang semakin ketat.Termasuk diantara mengenali diri adalah memahami produk yang ditawarkan. Tidak bisa disangkal, produk yang berkualitas adalah senjata paling ampuh dalam memenangkan persaingan. Menempatkan keunggulan produk seperti: lebih awet, lebih ramah lingkungan, lebih mudah digunakan, lebih indah, lebih sederhana, dan lain-lain akan menjadi nilai tambah yang menjadi faktor pembeda diantara produk para pesaing.
Kedua, mengenali pesaing. Dalam dunia usaha, ada dua tipe pesaing yaitu pesaing langsung dan pesaing tidak langsung. Pesaing langsung dicirikan dengan kesamaan produk. Misalnya merk kopi susu instan Black harus bersaing dengan kopi susu instan Grey. Sementara itu, sebuah produk juga harus berhadapan dengan pesaing tidak langsung yang menyasar pangsa pasar yang sama dengan produk yang berbeda. Misalnya kopi susu instan Black melawan minuman coklat lezat Blue.
Seorang entrepreneur dituntut untuk peka dan mampu menempatkan pesaing tetap dalam jangkauan radar, lalu menyusun strategi yang tepat dalam menghadapinya. Banyak usaha kecil berhasil memenangkan pertarungan melawan raksasa bisnis karena memperkuat pelayanan, kecepatan respon pelanggan, maksimisasi pemanfaatan teknologi dan kecepatan untuk beradaptasi menghadapi perubahan, yang umumnya tidak mudah dilakukan oleh pesaing berukuran besar.
Ketiga, mengenali medan tempur. Medan tempur sesungguhnya dalam persaingan usaha adalah merebut kepercayaan konsumen. Ada pepatah mengatakan "konsumen adalah raja", maka mengenali kebutuhan dan keinginan para raja inilah yang menjadi kunci utama memperoleh pasar untuk memenangkan persaingan.

Learning Point :  Pembelajaran apa yang diharapkan dari  Smart ini ? Dengan membangun tim yang Smart diharapkan memiliki semangat berfikir dan bertindak secara cerdas dalam pekerjaan untuk membangun prinsip to be the star. JHM






Selasa, 31 Maret 2015

Speed

Salam Energize,

Speed adalah sikap mental untuk bertindak sebagai pionir/pelopor (awal), sesuai dengan arah yang sudah ditentukan dalam bentuk tindakan (aksi) untuk mewujudkan kecepatan dalam penyampaian produk, dan kecepatan dalam memberikan layanan ke pelanggan atau disebut QCD (quality, cost, delivery) (The Telkom Way).
Stephen MR Covey dalam bukunya Speed of Trust menggambarkan satu hal yaitu trust atau kepercayaan dapat mengubah segalanya. Melipatgandakan kinerja usaha dimulai dari kepercayaan pada pemimpin yang kredibel dan aktivasi budaya perusahaan. Mari kita saksikan penjelasan Stephen MR Covey dalam bukunya Speed of Trust. 




Why :  Mengapa Speed  itu Penting ? Tingginya tingkat persaingan bisnis saat ini, dimana sumber daya alam semakin terbatas sehingga keunggulan bersaing ditentukan oleh sumber daya manusia dengan sikap mental pemenang. Sikap mental pemenang menjadi pembeda untuk memenuhi kebutuhan produk dan layanan yang berkualitas, tepat waktu, tepat biaya dan tepat sasaran. Inilah alasan mengapa Speed itu penting. 


How :  Bagaimana meningkatkannya  ?
1. Building Trust. Dalam arti bagaimana meningkatkan kepercayaan dari tingkat personal dengan menjaga kredibilitas, profesional melalui relasi intim, korporasi dengan menjaga reputasi dan publik melalui kontribusi.

2. Agility & Acuracy. Dalam arti bagaimana meningkatkan kelincahan menangkap peluang bisnis melalui  delivery produk dan layanan yang berkualitas dengan  tetap waktu, tepat biaya dan tepat sasaran.

3. Adaptipability. Dalam arti bagaimana menyesuaikan respons organisasi ketika situasi bisnis berubah.

5 Tantangan Meningkatkan Speed  Tim.
1. Meningkatkan kemampuan berinovasi. Ada beberapa hal yang harus dijadikan dasar untuk meningkatkan kemampuan inovatif produk dan pelayanannya, adalah sebagai berikut : a. Berorientasi kepada tindakan untuk berinovatif. b. Buatlah produk dengan penuh inovatif dengan proses secara sederhana dan dapat dipahami serta dikerjakan.c.Mulailah membuat produk dengan inovatif yang terkecil . d. Menentukan tujuan dalam berinovatif  e. Menjalankan uji coba dan merevisinya f. Mulailah belajar berinovasi dari pengalaman g. Mengikuti jadwal yang sudah ditentukan di dalam berinovatif  h. Menghargai karyawan yang memiliki gagasan inovatif  i. Mempunyai keyakinan dan kerja-kerja dengan penuh inovatif dan resiko 

2. Mengubah sikap mental reaktif menjadi proaktif. Sikap proaktif akan membawa kita pada kesuksesan dan keberhasilan karena sikap ini membuat kita fokus 100% atas kemampuan kita pada hal-hal yang memang berkontribusi pada keberhasilan. Berbeda dengan sikap reaktif yang cenderung meributkan hal-hal kecil yang tidak penting atau tidak dapat diubah.  Sikap proaktif juga membuat kita mudah memperbaiki diri karena kita sadar bahwa nasib tergantung dari usaha yang kita lakukan. Berbeda dengan sikap reaktif yang memilih untuk resisten terhadap perubahan.

3. Menjadi pionir untuk menangkap peluang bisnis. Hidup manusia di dunia tidak lepas dari dua hal berikut: peluang dan resiko. Nasib setiap orang lebih banyak ditentukan oleh bagimana keduanya ditangkap dan dikelola daripada oleh yang lainnya. Peluang dan resiko ibarat dua sisi dari sekeping mata uang. Keduanya lekat tak terpisah. Menangkap peluang berarti sekaligus berani mengambil resikonya. Tidak ada peluang tanpa resiko. Sebaliknya, resiko adalah konsekuensi logis dari pilihan kita untuk menangkap setiap peluang. Orang sering takut mengambil peluang karena takut resikonya. Pun setelah peluang diambil, banyak orang gagal karena tidak bisa mengatasi resiko. Sehingga dapat disimpulkan bahwa keberhasilan sejatinya adalah resultan dari usaha seseorang dalam menangkap peluang dan mengatasi resikonya. Orang yang ingin berhasil - dalam hal apapun, dengan demikian, harus punya keberanian untuk menangkap peluang dan mengambil resikonya sekaligus. Menangkap peluang berarti menjadi orang-orang pertama (pioner) yang take action atas sesuatu hal. 

4. Meningkatkan respons melayani keluhan pelanggan. Meningkatkan respons time terhadap keluhan pelanggan merupakan keunggulan bersaing di era digital. Berikut ini adalah 5 cara efektif menangani keluhan  pelanggan secara cepat : a. Dengarkan dan beri empati. Ada baiknya ketika pelanggan sedang menyampaikan komplain dan keluhannya Anda dengarkan saja, dan jangan sekali-kali menyela pembicaraan. Dalam jeda tertentu, Ucapkan kata-kata yang menunjukkan empati Anda kepada pelanggan agar dia merasa didengarkan dan diperhatikan. Untuk pelanggan yang berbicara dengan nada emosional, sebaiknya jangan memberikan penjelasan apapun sebelum dia selesai berbicara. Karena orang yang sedang emosi, otaknya sedang tidak bisa menerima input apapun dengan logis. b.Jangan kaku dan tetap jaga wibawa.  Banyak pelanggan yang merasa keluhannya tidak di dengarkan karena sikap kita yang terlalu kaku dalam menghadapi komplain pelanggan. Boleh gunakan bahasa yang santai, jangan terlalu formal sekalipun Anda guru Bahasa Indonesia. c. Berikan pilihan solusi. Saat pelanggan selesai menyampaikan keluhan dan kekecewaannya. Segera Anda berikan tawaran solutif sebagai jalan keluar. Usahakan pilihan ini tetap dalam koridor tidak merugikan si pembeli maupun si pejual. Berikan penjelasan yang jelas dan detil mengenai pilihan-pilihan solusi yang Anda tawarkan. Jika memang kekecewaan pelanggan ini disebabkan kelalaian dari toko online Anda, maka tidak ada salahnya Anda berkorban sedikit demi menjaga reputasi dan untuk memperbaiki pelayanan selanjutnya. Misalnya, barang bisa ditukar namun ongkos kirim ditanggung oleh Anda selaku penjual. d. Follow up dan berikan kabar. Saat pelanggan sudah menentukan solusi yang Anda tawarkan. Sekarang saatnya bagi Anda untuk menjalankan solusi itu. Kemudian beri kabar pelanggan seputar perkembangan yang sudah Anda lakukan. Dengan demikian, bisa meminimalisir adanya komplain susulan dari pelanggan. e. Catat dan evaluasi. Catat semua hal-hal yang menjadi keluhan pelanggan, untuk kemudian di evaluasi. Kesalahan apa yang mengakibatkan pelanggan tersebut komplain, cari penyebabnya dan segera lakukan pembenahan layanan agar semakin bisa memuaskan pelanggan.

5. Membangkitkan semangat efektivitas dan efisiensi untuk meningkatkan produktivitas. Konsep efektivitas berkaitan dengan pelaksanaan pencapaian hasil keluaran sesuai dengan kualitas, kuantitas dan waktu yang telah ditentukan. Sedangkan konsep efisiensi berkaitan dengan realisasi pemanfaatan sumber daya yang diperlukan untuk mengusahakan hasil tertentu.  Peningkatan produktivitas sangat ditentukan oleh berbagai faktor produksi. Namun dari sekian banyak faktor produksi, sumber daya manusia memegang peran utama. Berkaitan dengan hal ini, maka tenaga kerjalah yang lazim dijadikan faktor pengukur produktivitas. Produktivitas pada dasarnya merupakan sikap mental manusia yang berpandangan bahwa mutu kehidupan hari ini harus lebih baik dari hari kemarin dan membuat hari esok lebih baik dari hari ini. Dengan demikian, manusia yang produktif mempunyai sikap mental dan cara pandang selalu berorientasi pada tiga dimensi waktu, yakni dengan pandangan bahwa mutu kehidupan hari ini lebih baik dari hari kemarin dan hari esok harus lebih baik dari hari ini.

Learning Point :  Pembelajaran apa yang diharapkan dari  Speed ini ? Dengan membangun tim yang memiliki sikap mental positif dan konstruktif   diharapkan memiliki nilai nilai menjadi pionir  dalam merespons layanan berkualitas untuk membangun prinsip to be the star. JHM

Artikel terkait : 
1. Solid : http://www.jhmanurung.blogspot.com/search?updated-min=2015-01-01T00:00:00-08:00&updated-max=2016-01-01T00:00:00-08:00&max-results=10
2. 






Senin, 09 Maret 2015

Solid

Salam Energize,
Solid adalah terwujudnya satu hati (Rasa), satu pikiran (Ratio), dan satu tindakan (Raga) sehingga melahirkan sahabat sejati yang saling menyayangi, saling melindungi, dan saling membela. (The Telkom Way)


Video berikut ini memberi pemahaman praktis Mengapa Solid itu penting ? Mari kita saksikan video berikut ini






Solid itu ibarat tim yang sehati, sepikir dan seperasaan dalam memenangkan pertandingan


Why :  Mengapa Solid  itu Penting ? Generasi online oleh sosial media (SosMed) dengan keasyikannya bisa terjebak ke generasi anti sosial, mereka lebih suka berinteraksi secara online tapi abai silaturahmi secara offline, mereka bisa mengumpulkan beribu ribu sahabat tapi tidak satupun memiliki sahabat sejati yang sehati, sepikir, seperasaan dan satu tindakan. Mereka membangun relasi berdasarkan relasi transaksional, suka memuji tapi tabuh dikoreksi dan mengoreksi. Itulah alasan mengapa Solid itu penting. 

How :  Bagaimana membentuknya  ?
1. Unity. Dalam arti bagaimana membangun kesatuan tim yang solid dan kompak melalui semangat kebersamaan.
2. Mindset. Dalam arti bagaimana mengubah pola pikir individu ke pola pikir tim yang lebih positif dan konstruktif untuk bekerja sama memenangkan pertandingan
3. Endurance. Dalam arti bagaimana menciptakan semangat bertahan ketika tekanan dan kesulitan datang.

5 Tantangan Membangun Tim yang Solid : 
1. Saling percaya dan bisa dipercaya. Bila kita menyimak suatu syair lagu: “Bila kita saling percaya dan bekerjasama. Dalam s’mangat dan ketekunan, dan kita bersatu....” hati kita, jiwa kita seperti tersentuh. Ada tiga hal pokok yang harus bersinergi satu sama lain. Tumbuhnya rasa saling percaya hendaknya dipupuk dengan bekerjasama. Pihak-pihak yang mengharapkan tumbuhnya rasa saling percaya tersebut harus berusaha mewujudkan dalam ketekunan, dan semua itu membutuhkan persatuan. Begitu siklus rasa saling percaya itu tumbuh dan berkembang.

2. Sehati, sepikir dan seperasaan. Hati adalah salah satu organ tubuh yang letaknya di bagian kanan rongga perut. Dia adalah organ tubuh terbesar setelah otak kita. Fungsinya untuk mengambil sari-sari makanan dari darah. Hati juga berfungsi untuk merombak sel-sel darah yang sudah tua. Yang paling penting fungsinya adalah menetralkan racun yang masuk ke dalam tubuh. Konon katanya, setiap hari tubuh kita menerima banyak sekali racun dari lingkungan, namun hati menjadi garda terdepan menetralisasi racun itu agar tubuh tetap sehat. Hati menjadi perlindungan terdepan tubuh kita dari segala macam gangguan dari luar tubuh. Hati secara budaya adalah sebagai tempat kita menyimpan segala perasaan. Hati tempat munculnya semua perasaan yang ada di dalam hidup kita. Lalu apa yang dimaksud dengan sehati? Sehati berarti seia sekata. Sehati adalah satu hati atau bersatu hati. Sehati adalah sepakat, searah, setujuan, sependapat, seperasaan, dan sepikiran. Dari definisi-definisi itulah akhirnya kita mengenal istilah sehati, sepikir dan seperasaan. Istilah yang juga kita kenal luas di masa kini, bahkan kerap kita gunakan dan ucapkan.

3. Satu tindakan mengikuti visi, misi dan strategi yang telah disepakati. Visi merupakan gambaran tentang masa depan (future) yang realistik dan ingin diwujudkan dalam kurun waktu tertentu. Visi adalah pernyataan yang diucapkan atau ditulis hari ini, yang merupakan proses manajemen saat ini yang menjangkau masa yang akan datang. Visi merupakan sarana untuk mengkomunikasikan alasan keberadaan organisasi dalam arti tujuan dan tugas pokok, Memperlihatkan hubungan antara organisasi dengan stakeholders (sumber daya manusia organisasi, konsumen/citizen, pihak lain yang terkait), Menyatakan sasaran utama kinerja organisasi dalam arti pertumbuhan dan perkembangan. Pernyataan visi, baik yang tertulis atau diucapkan perlu ditafsirkan dengan baik, tidak mengandung multi makna sehingga dapat menjadi acuan yang mempersatukan semua pihak dalam sebuah organisasi. Sementara misi adalah rumusan umum mengenai upaya-upaya yang akan dilaksanakan untuk mewujudkan Visi. Misi lebih lanjut dapat dikatakan sebagai langkah-langkah atau kegiatan-kegiatan yang bersifat strategis dan efektif dalam rangka mencapai visi yang telah ditetapkan. Selanjutnya visi dan misi merupakan suatu proses yang menggambarkan serangkaian kegiatan perencanaan dan penetapan sasaran yang mengandung cita-cita, nilai, semangat dan inovasi sehingga menjadi satu tindakan dalam tujuan dan sasaran yang telah disepakati.

4. Saling menyayangi, saling melindungi dan saling membela untuk membangun persahabatan sejati. Sahabat sejati itu apa ?  Menurut Mohamad A Faozan dalam puisinya menyebutkan bahwa sahabat sejati itu adalah  : 
Mereka antar insan yang saling menyayangi,
            Bukan saling membenci dan membela diri . . .
Mereka antar insan yang saling membantu,
            Bukan karena inginkan sesuatu . . .
Mereka yang dalam kebenaran saling menasihati,
            Bukan mereka yang hanya pandai memarahi . . .
Mereka yang saling membenarkan saat khilaf,
            Bukan yang menyalahkan saat khalaf . . .
Mereka yang setia menemani saat susah,
            Bukan mereka yang lari saat tiada upah . . .
Mereka yang ikhlas memberi tanpa diminta,
            Bukan yang mnolong dengan sangat terpaksa . . .
Mereka yang saling menyebarkan kebaikan,
            Bukan yang menyebarkan aib dan keburukan . . .
Mereka yang saling menjaga nama baik,
            Bukan yang menjadikan kehormatan semakin jelek . . .
Mereka insan yang saling melengkapi,
Mereka insan yang saling melindungi,
Mereka yang saling mencintai,
Mereka ikatan abadi,
Itulah sahabat sejati  . . .

5. Membangun mentalitas menang bahkan lebih dari pemenang. Sebuah keberhasilan sangat ditentukan oleh mentalitas yang kita miliki. Mentalitas kita akan menentukan apakah kita akan menang atau kalah dalam kehidupan ini. Oleh karena itu kita perlu membangun mentalitas seorang pemenang yang akan membawa dampak dalam pekerjaan kita dan juga pada proses pencapaian. Ingatlah selalu bahwa kita telah ditentukan untuk menang bahkan lebih dari pemenang.  Sikap mental pemenang akan selalu mampu bertahan dalam situasi yang sulit bahkan terus berusaha mencapai hasil yang terbaik. Seorang pemenang memiliki sikap mental yang tidak mudah menyerah sekalipun keadaan dan situasi yang dihadapinya begitu sulit. Mereka menyadari sepenuhnya bahwa kemenangan bukan berarti tidak adanya kesulitan melainkan bagaimana mengalahkan kesulitan-kesulitan tersebut. Orang yang kalah seringkali sudah menyerah dulu saat menghadapi tantangan bahkan ada juga yang menyerah sebelum ia mengalami kegagalan karena ia tidak pernah berani mencobanya. Mentalitas seorang pemenang adalah mengakhiri apa yang sudah ia mulai dan pantang untuk berhenti di tengah jalan. 

Learning Point :  Pembelajaran apa yang diharapkan dari  Solid ini ? Dengan membangun tim yang solid,
diharapkan memiliki nilai nilai saling menyayangi, saling melindungi dan saling membela untuk membangun prinsip to be the star. JHM








Kamis, 26 Februari 2015

Totalitas

Salam Energize,
Totalitas adalah mendedikasikan seluruh potensi dan kemampuan yang dimilikinya untuk mewujudkan yang terbaik. (The Telkom Way)

Video berikut ini memberi pemahaman praktis Mengapa Totalitas itu penting ? Mari kita saksikan video berikut ini





Totalitas itu ibarat pendaki gunung yang mendedikasikan seluruh potensi dan kemampuannya untuk mencapai puncak tertinggi.




Why :  Mengapa  Totalitas itu Penting ?  Totalitas itu penting agar energi yang keluar baik secara personal maupun secara korporasi menjadi maksimal dan terarah pada tujuan dan sasaran yang mau dicapai.

How :  Bagaimana mencapainya  ?
1. Calling. Memiliki dasar keyakinan panggilan berkarya yang agung dan mulia yang didorong oleh motivasi dari dalam diri sendiri.

2. Go to Next Level. Seperti karakter pendaki gunung, setelah berhasil mendaki puncak yang disasar, di puncak itu bersama tim akan membangkitkan keinginan mendaki gunung berikutnya yang lebih tinggi lagi.  Mereka akan berkata “Let’s Go To Next Level”

3. Legacy. Kegembiraan para pendaki gunung adalah menancapkan bendera merah putih dipuncak gunung yang baru berhasil ditaklukkan sebagai warisan, jejak dan tanda bahwa gunung ini sudah  ditaklukkan dan tidak menjadi simbol tantangan lagi. 

5 Tantangan Membangun Totalitas Tim :
1. Saling percaya dan bisa dipercaya. Bila kita menyimak suatu syair lagu: “Bila kita saling percaya dan bekerjasama. Dalam s’mangat dan ketekunan, dan kita bersatu....” hati kita, jiwa kita seperti tersentuh. Ada tiga hal pokok yang harus bersinergi satu sama lain. Tumbuhnya rasa saling percaya hendaknya dipupuk dengan bekerjasama. Pihak-pihak yang mengharapkan tumbuhnya rasa saling percaya tersebut harus berusaha mewujudkan dalam ketekunan, dan semua itu membutuhkan persatuan. Begitu siklus rasa saling percaya itu tumbuh dan berkembang.

2. Kerjasama dengan sesama dan pemimpin. Membangun sebuah kerjasama dengan sesama dan pemimpin menjadi sebuah tim yang solid adalah hal yang wajib dan sangat penting dilakukan, karena keberhasilan sebuah perusahaan bergantung pada kerjasama tim yang solid. Kerjasama tim di dalam perusahaan bukan hanya dibangun pada satu divisi saja tetapi harus dibangun antar sesama divisi yang saling berkolaborasi sehingga sebuah kegiatan operasional dapat dilakukan dengan baik. Bayangkan jika sebuah kegiatan operasional perusahaan tidak berjalan karena tidak adanya kerjasama yang baik antar divisi perusahaan, tentu saja perusahaan akan menderita kerugian yang begitu besar.

3. Persiapan dan perencanaan yang matang. Secara statistik hampir seluruh kegagalan bisnis kecil dan menengah disebabkan karena tidak adanya atau kurang efektifnya perencanaan bisnis yang di buat. Asumsi-asumsi seperti kapasitas produksi, tingkat utilisasi produksi, proyeksi kenaikan harga dan biaya dan aspek lainnya dalam perencanaan bisnis haruslah menggambarkan secara akurat realitas pasar atau praktek yang ada dalam suatu industri. Sistematika perhitungan dan proyeksi pendapatan dan biaya harus dibuat secara tepat sehingga membantu  menghitung secara akurat kebutuhan modal investasi dan modal kerja termasuk struktur biaya untuk persiapan awal, tahap percobaan, produksi secara komersial, inventori, distribusi, pemasaran, administrasi, sumber daya manusia dan juga komponen pendapatan usaha yang terdiri dari pendapatan inti dan tambahan. Pemahaman yang baik atas hal ini juga akan membantu calon entrepreneur untuk dapat mengindentifikasi potensi resiko bisnis, manajemen dan keuangan dan membuat langkah-langkah pengendalian untuk dapat menghindari setiap resiko tersebut.

4. Mentalitas yang kuat untuk menghadapi rintangan dan tantangan. Ada pepatah dalam filsafat kuno Stoicisme, "Tidak ada yang baik atau buruk, hanya ada persepsi," yang kemudian bergema seiring terkenalnya Shakespeare, "Tidak ada yang baik atau buruk, tapi berpikir membuatnya begitu." Cara kita memandang situasi memiliki kekuatan yang luar biasa untuk membantu atau merugikan kita. Begitu sering, kita bereaksi secara emosional dan penilaian negatif. Kunci pertama untuk mengatasi tantangan ini adalah untuk melihat hal-hal secara objektif. Mentalitas yang kuat untuk menghadapi rintangan dan tantangan ditentukan oleh  tiga hal: persepsi, tindakan, dan kemauan. 

5. Menemukan hadiah yang tidak ternilai, mungkin tidak berwujud. Sebuah hadiah yang indah dan tak ternilai, tidak selalu harus berupa barang mewah atau yang dapat dinilai dengan uang, namun sesuatu yang berasal dari hati yang tulus. Misalnya,  
- Hadiah waktu. Salah satu hadiah terbesar yang bisa di berikan kepada seseorang adalah waktu Anda. Berikanlah waktu untuk mendengarnya bercerita, mendengarkan keluh kesahnya, impian-impiannya ataupun pengalaman hidupnya. Berikanlah telinga Anda, hati Anda, dan juga kasih yang tulus untuknya. 
 - Hadiah pujian. Pujian dapat membangkitkan semangat dan membantu seseorang mencapai kemaksimalan hidup. Berikanlah dengan murah hati kepada orang-orang yang Anda kenal setiap hari. 
- Hadiah kasih sayang. Banyak orang yang haus akan kasih, tunjukkan kasih sayang yang tulus kepada keluarga, sahabat, rekan kerja bahkan orang asing. Anda bisa ungkapkan dengan sebuah pelukan kepada pasangan Anda, sebuah jabat tangan hangat kepada rekan kerja, ataupun sebuah senyuman kepada seseorang yang belum Anda kenal. 
- Hadiah doa. Ini adalah sebuah hadiah yang sangat murni dan mahal, karena yang tahu hanyalah Anda dan Tuhan. Walau orang yang Anda doakan tidak tahu, namun hal itu akan berdampak bagi hidupnya. Bahkan, Anda pun akan menerima berkat atas setiap doa-doa yang Anda panjatkan bagi orang lain. 

Learning Point :  Pembelajaran apa yang diharapkan dari  Totalitas ini ? Dengan Totalitas yang tulus dan ikhlas,  diharapkan memiliki keyakinan dan philosopy to be the best untuk membangun semangat always the best. JHM

Artikel Terkait : Solid http://jhmanurung.blogspot.com/2015/03/solid.html


Senin, 23 Februari 2015

Antusiasme

Salam Energize,
Enthusiasm adalah keinginan (desire) yang melahirkan kesungguhan (passion) karena adanya sebuah harapan (hope) tertinggi untuk menjadi yang terbaik (The Telkom Way)

Video berikut ini memberi pemahaman praktis Apa dan Mengapa Antusiasme itu penting ? Mari kita saksikan video berikut ini


Enthusiasm atau Antusiasme berasal dari kata En yaitu In yang berarti di dalam dan Thuas yaitu Theos yang berarti Tuhan. Antusiasme  bermakna Spirit Tuhan ada di dalam diri. Antusiasme itu ibarat cahaya akan semakin terang di situasi gelap.

Why :  Mengapa Antusiasme itu Penting ? Diera digital ini, dunia semakin VUCAT yaitu V = Volatility dalam arti rapuh, akibatnya nilai tukar atau indeks mudah berfluktuasi. U = Uncertenity dalam arti  tingkat ketidakpastian yang tinggi, akibatnya tingkat akurasi suatu keputusan semakin rendah. C = Complexity dalam arti  semakin complex, akibatnya pengambilan keputusan membutuhkan variabel yang lebih banyak. A =  Ambiquity dalam arti keputusan yang diambil mengandung nilai ambiqu atau dilema. T = Turbulance dalam arti sesuatu yang kita pandang kecil dalam suasana tenang mampu mengguncang bahkan mengubah keputusan yang sudah diambil. Untuk itulah dibutuhkan  Tuhan  atau suara Tuhan dalam diri pengambil keputusan. 

Contoh kasus,  Dilema pengambilan keputusan untuk menetapkan Komjen Budi Gunawan sebagai Kapolri. Situasi turbulence di ruang publik, di rana politik dan hukum diantara kepentingan dan tekanan menambah kerumitan untuk mengambil keputusan yang ditunggu-tunggu publik secara Antusias. Jokowi  akhirnya mengusulkan calon Kapolri baru yaitu Komjen Badrodin Haiti  untuk disetujui DPR. Itulah alasan mengapa Antusiasme itu penting.   

How :  Bagaimana meningkatkannya  ?
1. Sensitivity. Melatih diri untuk meningkatkan sensitivitas mendengarkan suara hati nurani yang paling murni,  yaitu suara Tuhan.
2. Never Give Up. Bertumbuh dan berkembang melalui semangat pantang menyerah.
3. Authentic. Menjadi diri sendiri yang didorong oleh nilai nilai yang selaras antara nilai nilai  personal, nilai nilai profesional, nilai nilai korporasi dan nilai nilai publik.

5 Tantangan menjadi Antusias :
1. Mempertahankan  Passion. Kita harus memiliki passion atas apa yang dikerjakan. Passion artinya kita sangat menyukai dan bersemangat atas apa yang sedang dikerjakan. Rasa itu harus dibangun dan pertahankan saat bangun pagi hingga akan tidur. Passion itu akan menjaga antusias kita tetap tinggi walaupun sedang berada  dalam situasi sulit. Cintailah apa yang dikerjakan, maka antusiasme itu akan datang.

2. Bersyukur dalam situasi apapun. Salah satu cara untuk tetap antusias adalah selalu bersyukur atas apa yang telah kita miliki saat ini. Curahkan rasa syukur atas apa yang kita alami sekarang lalu ubah rasa syukur itu menjadi energi untuk menjadi semangat mengerjakan tugas kita. Kadangkala kita mudah melupakan berkah dan rezeki yang diberikanNya dan lebih mengingat kesulitan-kesulitan yang kita hadapi. Ingatlah setiap hal baik yang terjadi pada kita hingga saat ini dan bagaimana hal-hal kecil itu membuat diri kita yang sekarang. Bersyukur adalah cara yang paling ampuh untuk membuat kita antusias dalam hidup.

3. Berfikir positif. Antusiasme tidak dapat bertahan dalam lingkungan dan suasana yang negatif. Saat memandang sesuatu secara negatif, cepat atau lambat antusiasme yang kita miliki akan hilang. Selalu lihat dari sisi baik. Jadilah pribadi yang positif dalam setiap keadaan. Bahkan dalam situasi yang burukpun, ada sisi positif dan  hikmah yang bisa kita ambil. Antusiasme akan segera menglir dalam tubuh kita. Pertahankan selalu pandangan positif untuk mencapai tujuan yang sudah kita tetapkan.

4. Menjadi proaktif. Saat menjadi inisiator atas suatu hal maka itu akan menuntut perhatian dan energi kita. Di saat itulah antusiasme kita dapat menyala. Jadilah leader, beri inspirasi pada orang lain di sekitar Anda. Berilah insipirasi orang lain untuk sesuatu di mana kita memiliki passion. Melihat orang-orang di sekitar kita terinspirasi akan melipatgandakan antusiasme. 

5. Miliki semangat pertumbuhan. Keberhasilan hakikatnya adalah terus menyempurnakan kualitas pertumbuhan  dalam visi  dan misi yang telah di tetapkan. Artinya, kita selalu perlu berkembang dan menyempurnakan diri. Memastikan bahwa setiap hari kita semakin baik adalah cara yang penting untuk mempertahakankan antusiasme. Selalu di sadari bahwa setiap langkah dan setiap momen memiliki arti dan tujuan untuk hidup kita dan menjadi fondasi untuk sukses kita di masa depan. Semakin dekat kita dengan cita-cita semakin berat tantangannya. jadi, teruslah memperbaiki diri dan berkembanglah.

Learning Point :  Pembelajaran apa yang diharapkan dari  Antusiasme ini ? Dengan Antusiasme yang menyala-nyala,  diharapkan memiliki keyakinan dan philosopy to be the best untuk membangun semangat always the best. JHM

Artikel Terkait : Totalitas http://jhmanurung.blogspot.com/2015/02/totalitas.html