Kamis, 29 Januari 2015

Energize People

Salam Energize,

Tahukah Anda  Energi = Momentum x Perpindahan

Demikianlah Energi fungsi dari Momentum (Kesempatan) dan Perpindahan (Kemauan)
Lebih jelasnya simak video berikut ini :






Dengan kata lain "Momentum menggerakkan tekad orang bergerak maju adalah spirit Energize People"


Energize People adalah prinsip kepemimpinan yang mengharuskan seorang pemimpin untuk menjadi penggerak dan penyemangat seluruh anak buahnya untuk mencapai hasil yang luar biasa (extraordinary result). Seorang pemimpin harus Berpikir Mega melalui visi yang menjangkau jauh ke depan. (The Telkom Way). Energize People ini adalah seri pertama dari Energize Series https://www.youtube.com/watch?v=cYUD6e_06d8 

Why :  Mengapa Energize People Penting ?
Perubahan  dunia sangat cepat, akibatnya fokus banyak orang mudah berpindah dan bergeser ke hal lain yang mungkin tidak berguna, bahkan sampah yang bisa menjauhkan pada sasaran yang akan dicapainya. Inilah alasan mengapa Energize People saat ini penting dipahami. 

How :  Bagaimana memahaminya ?
1. Penyelarasan. Bagaimana agar Corporate Belief System menjadi Personal Belief System. Artinya, people harus memiliki pondasi keyakinan yang selaras dengan nilai korporasi atau komunitas dimana dia berada dan berinteraksi.
2. Komunikasi. People harus mengkomunikasikan belief system di setiap kesempatan, sehingga orang disekitarnya dapat memahami apa menjadi pondasi nilai nilai yang dimilikinya.
3. Internalisasi. People harus menemukan alasan personal, mengapa bergerak secara kolektif atau korporasi
4. Iklim. Membangun iklim yang saling menguatkan
5. Apresiasi. Bangun kultur apresiasi dan saling berbagi.

4. Tantangan terkait Energize People : 
Tantangan pertama : Bagaimana anda mampu menghubungkan perilaku penggerak  (energizer)  dengan kinerja?  Petakan sumber daya mana yang memiliki perilaku penggerak mana yang tidak bila perlu lakukan survey dengan meminta responden untuk menilai efek berinteraksi dengan masing-masing orang dalam organisasi mereka. Seseorang yang memberikan energi  akan mengangkat kinerja orang lain di sekelilingnya. Mereka merasa lebih kreatif ketika mereka bekerja dengan dia; mereka lebih mungkin untuk bekerja keras atas nama dan untuk mengabdikan waktu luang untuk proyek-proyek nya.

Tantangan kedua : Apa yang membedakan energizer ? Energizers melakukan lima hal yang sangat baik. Mereka menciptakan sebuah visi dengan berfokus pada kemungkinan bukan masalah saat ini atau masa lalu. Mereka membantu orang lain merasa sepenuhnya terlibat. Dan sementara mereka melakukan hal itu, energizers juga belajar dari rekan-rekan mereka. Energizers yang berorientasi pada tujuan, tetapi fleksibel tentang bagaimana menuju ke sana-mereka memungkinkan kemajuan terjadi dalam cara yang tak terduga. Akhirnya, energizers  menjaga integritas antara kata dan tindakan mereka. Hal ini mempengaruhi kesediaan orang lain untuk percaya bahwa tujuannya adalah layak dan dapat dicapai.

Tantangan ketiga : Bagaimana Mengembangkan ketrampilan ? Karena orang-orang bekerja dalam kemitraan dengan orang lain, energi tenaga kerja juga memerlukan orang-orang yang mengembangkan keterampilan seperti: 1) komunikasi antar pribadi, termasuk mendengarkan aktif, keterbukaan diri, membuat permintaan, komitmen, dan deklarasi, dan bertanya bersama-sama; 2) menyelesaikan perbedaan dan konflik, dan 3) bekerja sama melintasi batas-batas hirarki atau fungsional untuk menghasilkan keselarasan dan tindakan kohesif.

Tantangan keempat : Bagaimana  Melibatkan para pemangku kepentingan? Dengan segala cara. Tapi juga memberikan energi mereka dengan menyediakan pembangunan secara pribadi mengubah dan memberikan pada tingkat tertinggi mereka. Bagaimana merancang inisiatif perubahan mereka untuk benar-benar melibatkan orang-orang untuk berkontribusi dalam cara yang berarti. Ini menunjukkan pemimpin operasional akan membantu orang mengelola transisi pribadi mereka dari perlawanan terhadap komitmen.

Learning Point :  Pembelajaran apa yang diharapkan dari Energize People ?
Dengan energize people maka terbentuk tim yang saling membantu dan termotivasi. Lebih dari itu mampu bangkit dari keterpurukan dan kembali berkontribusi maksimal kepada tim. JHM

Artikel terkait : Kultur Korporasi  http://jhmanurung.blogspot.com/2015/02/kultur-korporasi.html









Tidak ada komentar:

Posting Komentar