Minggu, 01 Februari 2015

KULTUR KORPORASI

Salam Energize,

Tahukah Anda Kultur Korporasi = Persepsi x Pengalaman. 
Persepsi dalam arti konsepsi atau imaginasi dan pengalaman dalam arti fakta keseharian kultur korporasi
Lebih jelas, simak video berikut ini :





Ibarat tenunan Kultur Korporasi itu menjadi perekat segala kepentingan


Why :  Mengapa Kultur Korporasi itu Penting ? 
Latar belakang, kebiasaan dan perilaku setiap orang itu berbeda dan cenderung dinamis mengikuti dinamika lingkungan. Agar indah seperti tenunan butuh perekat yaitu kultur yang dinamis. Itulah dasarnya mengapa kultur korporasi itu penting di era digital ini.

Fakta menunjukkan, saat ini lebih dari 50% angkatan kerja di isi oleh generasi Y. Bagaimana mengelolanya ? Bagaimana perilaku keseharian mereka ? 

How :  Bagaimana mengelolanya ?
1. Readyness. Seperti benang bersedia diwarnai
2. Unity. Bersedia diikat dan disatukan sesuai rancangan sang perancang
3. Continious Improvment. Hasil ikatan harus menunjukkan kekuatan. Dengan kata lain, titik lemah dalam tenunan harus disisipi dan diperbaiki.

7 Tantangan Kultur Korporasi di era digital :
Bagaimana Anda mengalami kultur perusahaan setiap hari? Apakah itu menginspirasi Anda atau apakah itu memukul Anda atau menghalangi jalan Anda ? Apakah kultur Anda kuat atau tidak menginspirasi Anda untuk mengatasi tantangan? Sangat penting untuk memahami apa yang mendorong terciptanya suatu kultur perusahaan  yang kuat ?. Apakah di dorongan oleh pemberdayaan? Apakah didorong dari arahan  pimpinan atau kolaborasi dengan sesama ?  Tujuh tantangan kultur korporasi di era digital. 

Tantangan pertama: Lingkungan. Membangun Iklim yang Dinamis. Kultur korporasi adalah sesuatu yang hidup dan berkembang. Ini didorong dan terinspirasi oleh kepemimpinan yang aktif terlibat dalam realita perjalanan  bisnis. Para pemimpin penuh semangat terlibat dan benar-benar peduli tentang peran perusahaan yang dipimpinnya. Mereka adalah komunikator yang hebat dan motivator yang memiliki  visi misi, nilai-nilai dan tujuan yang jelas, dan menciptakan lingkungan kerja menjadi hidup.

Tantangan kedua : Rendah hati.  Dibutuhkan kultur korporasi khusus untuk menjadi karyawan terlibat dan bersedia untuk bekerja ekstra.  Kerendahan hati adalah gratis, dan sesuatu yang setiap perusahaan dapat berinvestasi melalui praktek komunikasi terbuka dan tindakan rendah hati dari pimpinan tingkat tinggi untuk menunjukkan semua tugas penting.

Tantangan ketiga : Transparansi.  Transparansi adalah faktor utama dalam menentukan kebahagiaan karyawan. Ini tidak memerlukan biaya  apa pun kecuali waktu untuk terlibat dalam dialog dengan karyawan untuk berkomunikasi apa yang terjadi,  apa yang akan terjadi dan apa yang penting setiap hari.

Tantangan keempat : Konsistensi. Kultur korporasi terdiri dari praktek-praktek yang konsisten yang membangun suatu  irama sebuah perusahaan. Setiap bisnis memiliki irama, di mana perusahaan beroperasi sehari-hari. Kultur berbeda dari iklim. Kultur  mengacu pada bagaimana hal-hal yang bisa dilakukan sedangkan iklim menjelaskan bagaimana rasanya bekerja untuk orang. Kebiasaan dan rutinitas, sistem dan proses yang berperan dalam agenda perusahaan adalah apa yang menentukan kultur korporasi.

Tantangan kelima : Keselarasan. Keselarasan nilai korporasi dengan nilai personal. Itu salah satu hal untuk memiliki keyakinan dan nilai-nilai yang dijabarkan dengan keyakinan yang tulus, hidup dan menjadi model setiap hari di seluruh organisasi. Sangat penting bahwa departemen dan individu termotivasi dan terukur terhadap pemodelan nilai-nilai. Menciptakan kultur korporasi  yang didorong oleh nilai-nilai korporasi dijaga dengan komitment tinggi. Untuk sebuah organisasi untuk mewujudkan keselarasan budaya  korporasi dengan nilai nilai personal harus diberdayakan dan memahami apa yang diharapkan. 

Tantangan keenam : Tanggung Jawab Dan Akuntabilitas. Kultur korporasi  yang kuat memberdayakan orang-orang, mengakui bakat, dan menawarkan kerangka kerja untuk peran dan tanggung jawab yang sangat jelas. 

Tantangan ketujuh : Menerima Kegagalan.  Sebagian besar perusahaan yang berjalan pada kecepatan tinggi sering lupa untuk merayakan kemenangan mereka, baik besar dan kecil, dan mereka jarang memiliki waktu atau kerendahan hati untuk mengakui dan belajar dari kegagalan mereka. 

Learning Point :  Pembelajaran apa yang diharapkan dari  kultur korporasi ini ? Dengan kultur korporasi yang kuat diharapkan keindahan dan soliditas segala unsur yang membangun suatu harmoni yang indah sekaligus meningkatkan pendapatan usaha. JHM












Tidak ada komentar:

Posting Komentar